“My blog is a collection of answers people don’t want to hear to questions they didn’t ask.” -Sebastyne Young

Tuesday, December 30, 2014

Hukum

Tuesday, December 30, 2014 Posted by Unknown , 1 comment
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."
Hingga saat ini, belum ada kesepahaman dari para ahli mengenai pengertian hukum. Telah banyak para ahli dan sarjana hukum yang mencoba untuk memberikan pengertian atau definisi hukum, namun belum ada satupun ahli atau sarjana hukum yang mampu memberikan pengertian hukum yang dapat diterima oleh semua pihak.Ketiadaan definisi hukum yang dapat diterima oleh seluruh pakar dan ahli hukum pada gilirannya memutasi adanya permasalahan mengenai ketidaksepahaman dalam definisi hukum menjadi mungkinkah hukum didefinisikan atau mungkinkah kita membuat definisi hukum? Lalu berkembang lagi menjadi perlukah kita mendefinisikan hukum?.

Ketiadaan definisi hukum jelas menjadi kendala bagi mereka yang baru saja ingin mempelajari ilmu hukum. Tentu saja dibutuhkan pemahaman awal atau pengertian hukum secara umum sebelum memulai untuk mempelajari apa itu hukum dengan berbagai macam aspeknya. Bagi masyarakat awam pengertian hukum itu tidak begitu penting. Lebih penting penegakannya dan perlindungan hukum yang diberikan kepada masyarakat. Namun, bagi mereka yang ingin mendalami lebih lanjut soal hukum, tentu saja perlu untuk mengetahui pengertian hukum. Secara umum, rumusan pengertian hukum setidaknya mengandung beberapa unsur sebagai berikut:
  • Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat. Peraturan berisikan perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur perilaku manusia agar tidak bersinggungan dan merugikan kepentingan umum.
  • Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga  atau badan yang berwenang untuk itu. Peraturan hukum tidak dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau badan yang memang memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu aturan yang bersifat mengikat bagi masyarakat luas.
  • Penegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan untuk dilanggar namun untuk dipatuhi. Untuk menegakkannya diatur pula mengenai aparat yang berwenang untuk mengawasi dan menegakkannya sekalipun dengan tindakan yang represif. Meski demikian, terdapat pula norma hukum yang bersifat fakultatif/melengkapi.
  • Hukum memliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.

Contoh pelanggaran hukum terbaru yang sedang ramai dibicarakan masyarakat adalah korupsi dana haji yang dilakukan oleh mantan mentri agama kita. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2012-2013 yang telah menjerat mantan Menteri Agama, Suryadharma Ali (SDA).
Kali ini, pria yang diduga sahabat SDA, Richard Lessang akan diperiksa penyidik KPK sebagai saksi.
"Dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka SDA," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (7/1/2015).
Selain Richard, KPK juga akan meminta keterangan dari M Noer Alya Fitra yang juga dipanggil sebagai saksi untuk tersangka yang mantan menteri di era SBY itu. "Dia juga saksi untuk tersangka SDA," jelas Priharsa.
Dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2012-2013 di Kementerian Agama, KPK telah menetapkan SDA sebagai tersangka. Selaku Menag saat itu, SDA diduga telah menyalahgunakan wewenang dan melakukan perbuatan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi.
Modus penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan mantan Ketua Umum PPP itu antara lain dengan memanfaatkan dana setoran awal haji milik masyarakat untuk membiayai keluarga, koleganya serta pejabat dan tokoh nasional untuk pergi naik haji.
Atas perbuatannya, SDA dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 dan atau Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana juncto Pasal 65 KUHPidana.




referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum
http://news.okezone.com/read/2015/01/07/337/1088952/korupsi-haji-kpk-periksa-kerabat-sda

Friday, November 21, 2014

KELUARGA

Friday, November 21, 2014 Posted by Unknown , No comments
Kata Keluarga diambil dari bahasa sansekerta "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.


Ada beberapa jenis keluarga, yakni:
  • Keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
  • Keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak mereka yang terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
  • Keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.



PERANAN
 

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
  • Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.  
  • Sebagai Istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
  • Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.


TUGAS 


Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
  • Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  • Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  • Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  • Sosialisasi antar anggota keluarga.
  • Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  • Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  • Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  • Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.


FUNGSI 

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
  • Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
  • Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
  • Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
  • Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
  • Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
  • Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
  • Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
  • Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
  • Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga











Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga




Tuesday, October 28, 2014

Perkembangan Agama Hindu di Indonesia

Tuesday, October 28, 2014 Posted by Unknown , , , , 2 comments
SEJARAH SINGKAT AGAMA HINDU

Agama Hindu (disebut pula Hinduisme) merupakan agama dominan di Asia Selatan terutama di India dan Nepal yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama ini meliputi berbagai aliran di antaranya Saiwa, Waisnawa, dan Sakta serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang "moralitas sehari-hari" yang berdasar pada karma, darma, dan norma kemasyarakatan. Agama Hindu cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual, daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam.

Agama Hindu disebut sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan hingga kini, dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma (Dewanagari: सनातन धर्म), artinya "darma abadi" atau "jalan abadi" yang melampaui asal mula manusia. Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya tanpa memandang strata, kasta, atau sekte seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri.

Para ahli dari Barat memandang Hinduisme sebagai peleburan atau sintesis dari berbagai tradisi dan kebudayaan di India, dengan pangkal yang beragam dan tanpa tokoh pendiri. Pangkal-pangkalnya meliputi Brahmanisme (agama Weda Kuno), agama-agama masa peradaban lembah Sungai Indus, dan tradisi lokal yang populer. Sintesis tersebut muncul sekitar 500–200 SM, dan tumbuh berdampingan dengan agama Buddha hingga abad ke-8. Dari India Utara, "sintesis Hindu" tersebar ke selatan, hingga sebagian Asia Tenggara. Hal itu didukung oleh Sanskritisasi. Sejak abad ke-19, di bawah dominansi kolonialisme Barat serta Indologi (saat istilah "Hinduisme" mulai dipakai secara luas), agama Hindu ditegaskan kembali sebagai tempat berhimpunnya aneka tradisi yang koheren dan independen. Pemahaman populer tentang agama Hindu digiatkan oleh gerakan "modernisme Hindu", yang menekankan mistisisme dan persatuan tradisi Hindu. Ideologi Hindutva dan politik Hindu muncul pada abad ke-20 sebagai kekuatan politis dan jati diri bangsa India.

Praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari-hari (contohnya puja [sembahyang] dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan penziarahan. Kaum petapa yang disebut sadu (orang suci) memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan tapa brata selama sisa hidupnya demi mencapai moksa.

Susastra Hindu diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: Sruti (apa yang "terdengar") dan Smerti (apa yang "diingat"). Susastra tersebut memuat teologi, filsafat, mitologi, yadnya (kurban), prosesi ritual, dan bahkan kaidah arsitektur Hindu. Kitab-kitab utama di antaranya adalah Weda, Upanishad (keduanya tergolong Sruti), Mahabharata, Ramayana, Bhagawadgita, Purana, Manusmerti, dan Agama (semuanya tergolong Smerti). Dengan penganut sekitar 1 miliar jiwa, agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga di dunia, setelah Kristen dan Islam.

PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI  INDONESIA

Agama Hindu di Indonesia) dipraktikkan oleh 3% dari total populasi Indonesia, dengan 83,46% di Bali dan 3,78% di Sulawesi Tengah menurut Sensus Penduduk Indonesia 2010. Setiap warga negara Indonesia wajib menjadi anggota terdaftar dari salah satu komunitas agama yang diakui pemerintah Indonesia (Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Hindu atau Konghucu). Penduduk asli Kepulauan Nusantara mempraktikkan agama asli animisme dan dinamisme, keyakinan yang umum bagi orang-orang Austronesia. Pribumi Nusantara menghormati dan memuja roh leluhur; mereka juga meyakini bahwa sukma dapat menghuni tempat-tempat tertentu seperti pohon-pohon besar, batu, hutan, pegunungan, atau tempat suci. Entitas tak terlihat yang memiliki kekuatan supernatural ini diidentifikasi oleh suku Jawa tradisional dan suku Bali sebagai "hyang" serta oleh suku Dayak sebagai "sangiang" yang dapat berarti "ilahi" atau "leluhur". Dalam bahasa Indonesia modern, "hyang" cenderung dikaitkan dengan Tuhan, terlebih setelah era Orde Baru.

Pengaruh agama Hindu mencapai Kepulauan Nusantara sejak abad pertama. Ada beberapa teori tentang bagaimana Hindu mencapai Nusantara. Teori Vaishya adalah bahwa perkawinan terjadi antara pedagang Hindustan dan penduduk asli Nusantara. Teori lain (Kshatriya) berpendapat bahwa para prajurit yang kalah perang dari Hindustan menemukan tempat pelipur lara di Nusantara. Ketiga, teori para Brahmana mengambil sudut pandang yang lebih tradisional, bahwa misionaris menyebarkan agama Hindu ke pulau-pulau di Nusantara. Terakhir, teori oleh nasionalis (Bhumiputra) bahwa para pribumi Nusantara memilih sendiri kepercayaan tersebut setelah perjalanan ke Hindustan. Pada abad ke-4, Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Tarumanagara di Jawa Barat, dan Kalingga di Jawa Tengah, termasuk di antara Kerajaan Hindu awal yang didirikan di wilayah Nusantara. Beberapa kerajaan Hindu kuno Nusantara yang menonjol adalah Mataram, yang terkenal karena membangun Candi Prambanan yang megah, diikuti oleh Kerajaan Kediri dan Singhasari. Sejak itu Agama Hindu bersama dengan Buddhisme menyebar di seluruh nusantara dan mencapai puncak pengaruhnya di abad ke-14. Kerajaan yang terakhir dan terbesar di antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha Jawa, Majapahit, menyebarkan pengaruhnya di seluruh kepulauan Nusantara.

Agama Hindu di Bali

 

Persembahan di Pura Hindu Bali.



Agama Hindu Dharma di Bali adalah agama yang sangat terjalin dengan seni dan ritual, dan lebih tidak ketat diatur oleh kitab suci, hukum, dan keyakinan seperti agama Islam. Agama Hindu Bali tidak memiliki penekanan tradisional agama Hindu pada siklus kelahiran kembali dan reinkarnasi, melainkan berkaitan dengan banyak sekali "hyang", sukma leluhur. Seperti halnya kebatinan, dewa-dewi ini dianggap mampu melahirkan kebaikan atau merugikan. Masyarakat Hindu di Bali sangat menekankan ritual-ritual perdamaian yang dramatis dan estetis terhadap para "hyang". Ritual-ritual ini dilakukan di situs-situs candi dan pura yang tersebar di seluruh desa dan di pedesaan.

Tempat bersembahyang atau kuil di agama Hindu Bali disebut Pura, dan tidak seperti mandir gaya Hindustan yang menjulang tinggi dengan ruang interior, kuil Bali dirancang sebagai tempat bersembahyang di udara terbuka dalam dinding tertutup, dihubungkan dengan serangkaian gerbang yang dihiasi secara rumit untuk mencapai bagian ruang terbukanya. Masing-masing kuil ini memiliki keanggotaan yang kurang lebih tetap; dimana setiap orang Bali adalah bagian dari sebuah kuil berdasarkan keturunan, tempat tinggal, atau wahyu mistis. Beberapa kuil juga terdapat dalam rumah keluarga (juga disebut "banjar" di Bali), yang lain terletak di sawah, dan yang lain terletak di lokasi geografis yang terkenal (tebing pantai, gunung, dsb).

Ritualisasi tindakan mengendalikan diri (atau ketiadaan) adalah corak penting dari ekspresi keagamaan di kalangan masyarakat Hindu Bali, yang karena alasan ini telah menjadi terkenal karena perilaku anggun dan sopan mereka. Misalnya salah satu upacara penting di sebuah kuil Hindu di desa memiliki penampilan spesial sendratari (seni drama-tari), pertempuran antara mitos karakter Rangda sang penyihir (mewakili adharma, seperti ketiadaan keteraturan) dan Barong sang pelindung (umumnya seperti singa, mewakili dharma), di mana para pemain mengalami kerasukan dan mencoba menusuk diri dengan senjata tajam (umumnya keris). Drama-tari ini umumnya tampak selesai tanpa akhir, tidak ada pihak yang menang, karena tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan keseimbangan.

Ritual siklus kehidupan juga merupakan alasan penting bagi ekspresi keagamaan dan tampilan artistik di warga Hindu Bali. Upacara saat pubertas, pernikahan, dan , terutama kremasi pada saat kematian memberikan kesempatan bagi warga Hindu Bali untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka tentang masyarakat, status, dan alam baka. (Industri pariwisata tidak hanya telah mendukung adanya upacara kremasi yang spektakuler di kalangan warga Bali yang sederhana, tetapi juga telah menciptakan permintaan yang lebih besar untuk upacara tersebut.)

Seorang pendeta Hindu tidak berafiliasi dengan kuil Hindu manapun, tapi bertindak sebagai pemimpin spiritual dan penasehat setiap keluarga di berbagai desa yang tersebar di pulau Bali. Pendeta Hindu ini dikonsultasi disaat upacara yang memerlukan air suci dilakukan. Pada kesempatan lain, juru sembuh atau pengobat tradisional dapat disewa.

Agama Hindu Bali juga meliputi keyakinan agama Tabuh Rah, sabung ayam bersifat keagamaan di mana ayam jago digunakan dalam adat keagamaan dengan memungkinkannya bertarung melawan ayam jago lain dalam sebuah upacara sabung ayam keagamaan Hindu Bali, sebuah bentuk persembahan hewan. Pertumpahan darah dalam Tabuh Rah diperlukan sebagai pemurnian untuk menenangkan roh-roh jahat bhuta dan kala, dan dan untuk memohon hasil panen yang baik. Ritual sabung ayam ini biasanya berlangsung di luar kuil Hindu dan juga mengikuti ritual yang kuno dan kompleks sebagaimana tercantum dalam naskah lontar Hindu suci.


Agama Hindu di Jawa


Baik Pulau Jawa dan Sumatra telah tunduk pada pengaruh budaya yang besar dari sub benua India selama milenium pertama dan kedua era Masehi. Bukti-bukti paling awal dari pengaruh Hindu di Jawa dapat ditemukan dalam prasasti abad ke-4 Tarumanagara yang tersebar di seluruh Jakarta modern dan Bogor. Pada abad ke-6 dan abad ke-7 banyak kerajaan maritim muncul di Sumatera dan Jawa yang menguasai perairan di Selat Malaka dan berkembang dengan meningkatnya perdagangan laut antara Tiongkok dan Hindustan dan selewatnya. Selama periode ini, cendekiawan-cendekiawan dari Hindustan dan Tiongkok mengunjungi kerajaan-kerajaan maritim tersebut untuk menerjemahkan teks-teks sastra dan agama.

Dari abad ke-4 sampai abad ke-15 kerajaan Hindu bangkit dan jatuh di Jawa: Tarumanagara, Kalingga, Medang, Kerajaan Kediri, Kerajaan Sunda, Singhasari dan Majapahit. Era ini dikenal sebagai Era Klasik Jawa, di mana sastra, seni dan arsitektur Hindu-Buddha berkembang dan menjadi masuk ke dalam budaya lokal Nusantara di bawah perlindungan keraton Hindu Jawa. Selama periode ini, banyak kuil Hindu Jawa dibangun, termasuk Candi Prambanan abad ke-9 di dekat Kota Yogyakarta, yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia.

Di antara kerajaan-kerajaan Hindu Jawa, yang paling dianggap penting adalah Majapahit, yang merupakan kerajaan terbesar dan kerajaan Hindu terakhir yang signifikan dalam sejarah Indonesia. Majapahit berpusat di Jawa Timur, memerintah sebagian besar dari apa yang sekarang merupakan Indonesia modern dari sana. Sisa-sisa kerajaan Majapahit bergeser ke Bali pada abad ke-16 setelah dihancurkan oleh negara-negara Islam di wilayah pesisir Jawa.

Hindu Jawa telah memiliki dampak yang signifikan dan meninggalkan jejak yang jelas dalam seni dan budaya suku Jawa. Pertunjukan wayang serta tarian Wayang Wong dan tarian klasik Jawa lainnya yang berasal dari epos Hindu Ramayana dan Mahabharata. Meskipun mayoritas orang Jawa sekarang mengidentifikasikan diri sebagai Muslim, bentuk seni Hindu Jawa tersebut masih bertahan. Hindu Jawa telah bertahan dalam berbagai tingkat dan bentuk di Jawa; dalam beberapa tahun terakhir, konversi ke agama Hindu telah meningkat, terutama di daerah yang mengelilingi sebuah situs besar agama Hindu Jawa, seperti wilayah Klaten di dekat Candi Prambanan. Kelompok etnis suku adat tertentu, seperti suku Tengger dan suku Osing, juga terkait dengan tradisi keagamaan Hindu Jawa.


Hindu di tempat lain di Nusantara



Di antara masyarakat non-Bali yang dianggap termasuk pemeluk Hindu oleh pemerintah Indonesia, misalnya adalah para penganut agama suku Dayak, Kaharingan di Kalimantan Tengah, di mana statistik pemerintah mencatat pemeluk Hindu Kaharingan sejumlah 15,8 % dari total populasi pada 1995. Secara nasional, di awal 1990-an pemeluk Hindu di Indonesia hanya mewakili sekitar 2 % dari populasi.

Banyak orang dari suku Manusela dan suku Nuaulu dari Pulau Seram memeluk kepercayaan Naurus, sinkretisme agama Hindu dengan unsur-unsur animisme dan Kristen Protestan. Demikian pula, suku Toraja di Tana Toraja, Sulawesi telah mengidentifikasikan agama animisme mereka sebagai Hindu.

Suku Batak di Sumatera telah mengidentifikasikan tradisi animisme Parmalim mereka dengan Hindu Warga Tamil di Sumatera dan India di Jakarta mempraktekkan bentuk Hindu mereka sendiri, yang mirip dengan Hindu India. Orang India merayakan hari raya Hindu yang lebih umum ditemukan di India, seperti Deepawali.

Kepercayaan Bodha suku Sasak di Pulau Lombok adalah non-Muslim; agama mereka merupakan perpaduan Hindu dan Buddha dengan animisme, kepercayaan ini dianggap termasuk ke dalam agama Buddha oleh pemerintah Indonesia.
















Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu_di_Nusantara
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu

Monday, October 27, 2014

Dinamika Penduduk di Indonesia

Monday, October 27, 2014 Posted by Unknown , , No comments
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk baik itu jumlah, distribusi maupun komposisinya pada suatu wilayah dalam waktu tertentu sehingga dapat mempengaruhi sruktur penduduk di wilayah tersebut.

Perubahan keadaan penduduk dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh faktor-faktor :
  • Kelahiran
  • Kematian
  • Mobilitas
  • Perkawinan
  • Migrasi
A. Kelahiran

Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran dalam kurun waktu tertentu.

1. Angka kelahiran kasar /CBR

Angka yang menyatakan banyaknya kelahiran hidup setiap seribu jiwa dalam jangka waktu 1 tahun.

Rumus : CBR = jumlah kelahiran X 1000 / Jumlah penduduk
2. Angka kelahiran khusus /ASFR
Angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran hidup dari 1000 wanita usia tertentu dalam satu tahun.
Rumus :
ASFR = Jumlah kelahiran dari wanita usia tertentu X 1000 \ Jumlah wanita dalam usia tertentu
B. Kematian
Angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian dalam kurun waktu tertentu.
1. Angka kematian kasar /CDR

Angka yang menyatakan banyaknya kematian setiap seribu jiwa dalam kurun waktu 1 tahun.
Rumus : CBR = jumlah kematian X 1000/Jumlah penduduk
2. Angka kelahiran khusus /ASDR
Angka yang menunjukkan banyaknya kematian dari 1000 wanita usia tertentu dalam satu tahun.

Rumus :
ASFR = Jumlah kematian dari wanita usia tertentu X 1000/Jumlah wanita dalam usia tertentu
C. Migrasi
•Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat satu ke tempat lain untuk menetap.
•Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi
1. Faktor pendorong
Adalah factor-faktor yang merangsang proses migrasi yang berasal dari tempat asal.
a. Berkurang SDA di tempat asal
b. Ketidakcocokan dengan budaya tempat asal
c. Ingin mencari kehidupan yang lebih layak.
d. kurangnya fasilitas hiburan di tempat asal
2. Faktor penarik
Adalah factor-faktor yang merangsang proses migrasi yang berasal dari tempat tujuan.
a. Rasa superior di tempat yang baru
b. Penghidupan yang lebih layak di tempat yang baru
c. Mencari pekerjaan di tempat yang baru
d. tersedianya sumber daya alam yang melimpah
3. Faktor penghambat migrasi
UU larangan migrasi, perang dsb.
Menghitung laju migrasi/angka mobilitas
Rumus : M = x 1000 /jumlah penduduk
Pertumbuhan Penduduk
Ø Perubahan jumlah penduduk/dinamika besar penduduk identik dengan pertumbuhan penduduk karena jumlah penduduk dari waktu ke waktu akan meningkat dan tidak mungkin menurun.
Ø Menurut Thomas Robert Malthus pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur (1,2,4,16 …) sedangkan pertumbuhan bahan makanan mengikuti deret hitung (1,2,3,4 …) artinya pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan bahan makanan akibatnya suatu ketika akan mengalami kekurangan makanan.
Ø Pertumbuhan penduduk : perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi faktor kelahiran, kematian dan migrasi
Ø Pertumbuhan penduduk sangat di pengaruhi oleh angka kelahiran yang tinggi.

Kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi yang dilaksanakan Indonesia selama tiga dekade yang lalu telah berhasil  menurunkan angka kelahiran dan kematian sehingga mampu menghambat laju pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada periode 1971-1980 menjadi 1,4% per tahun pada periode 1990-2000. Walaupun demikian, jumlah penduduk Indonesia masih akan terus bertambah. Di daerah yang pertumbuhan penduduknya telah menurun, terjadi perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan proporsi anak-anak usia di bawah 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat proporsi penduduk usia kerja dan  peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan.
Sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan penduduknya masih tinggi, proporsi penduduk usia 0-14 tahun masih besar sehingga memerlukan investasi  sosial dan ekonomi yang besar pula untuk penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan. 
Daerah yang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk menghadapi tantangan baru dimana peningkatan yang pesat dari proporsi penduduk usia kerja akan berdampak pada tuntutan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu telah terjadi pergeseran permintaan tenaga kerja dengan penguasaan teknologi dan  matematika, yang mampu berkomunikasi, serta mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi.  Kesemuanya ini  berkaitan dengan program bagaimana menyiapkan calon pekerja agar mempunyai kualitas tinggi,  dengan ketrampilan yang memadai.
Saat ini setiap tahunnya terjadi kelahiran sekitar 4,5 juta bayi. Bayi-bayi ini akan berkembang dan mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan peningkatan usianya. Pada saat ini dari 100 persen anak-anak yang masuk sekolah dasar, 50% diantaranya tidak dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi setelah lulus SMP.  Mereka akan putus sekolah dan menuntut pekerjaan padahal tidak mempunyai ketrampilan yang memadai. Sempitnya lapangan kerja membuat para pemuda-pemudi putus sekolah menciptakan pekerjaannya sendiri di sektor informal.





referensi:
http://menuju-indonesia.blogspot.com/2013/07/dinamika-penduduk_3.html 
http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=83&Itemid=905 

Thursday, October 16, 2014

Permasalahan Penduduk di Indonesia

Thursday, October 16, 2014 Posted by Unknown , , No comments
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini, termasuk Indonesia. Secara umum, masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam hal kuantitas/ jumlah penduduk dan kualitas penduduknya. 

Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,39 % per tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura.

Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Masalah kependudukan di Indonesia saat ini menjadi sangat rawan bila tidak ada usaha untuk mengelola ledakan penduduk dengan baik, yang merupakan bahaya besar. Jumlah penduduk yang tidak terkendali akan mendatangkan sejumlah persoalan.

Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, membuat tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling tidak, 40 juta penduduk hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati di pantai dan perairan. Pada saat yang sama, bahwa sekitar 20% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Saat yang sama banjir telah melanda di berbagai tempat di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia telah salah mengelola air di Bumi ini. Dampak lonjakan penduduk di Indonesia terhadap lingkungan hayati, sudah dapat kita lihat sejak tahun 2001, beberapa kawasan juga mengalami pencemaran

Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
  • Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di Kalimantan dan Irian.
  • Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar.
  • Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
  • Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
  • Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal, belum mendapat perhatian serius
  • Indeks Kesehatan masih rendah, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi
Menurut Malthus, pertumbuhan jumlah penduduk, bila tidak dikendalikan, akan naik menurut deret ukur (1,2,4,8,dst). Produksi pangan meningkat hanya menurut deret hitung (1,2,3,4,dst). Di Indonesia dengan ledakan penduduk saat ini, mengakibatkan dampak sosial yaitu mengalami krisis pangan. Bahkan di dunia pun terjadi krisis pangan global. Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang mau menjadi petani.

Teori Malthus menghendaki produksi pangan harus lebih besar dibandingkan jumlah dan pertumbuhan penduduk. Sehingga berdasarkan teori ini diperkirakan suatu saat suatu daerah di Indonesia tidak memiliki lahan pertanian lagi, sebab perkembangan yang pesat terjadi pada pembukaan dan penggunaan lahan untuk kawasan permukiman penduduk, namun ketersediaan lahan yang semakin terbatas telah menimbulkan biaya yang tinggi bagi penduduk untuk mendapatkannya. Hal ini berdampak kepada biaya investasi yang tinggi untuk membangun kawasan produktif yang strategis.

Apabila ditelaah lebih dalam maka teori Malthus tidak sepenuhnaya berlaku. Untuk pertama kali hubungan antara pangan dan penduduk teori Malthus untuk pertama kali hubungan antara pangan dan penduduk dibicarakan secara sistematis oleh Malthus sekitar abad ke-19. Namun pada hakekatnya masalah pangan telah ada pada masa-masa sebelumnya. Di berbagai negeri, masa-masa makmur sering diselingi oleh kekurangan pangan atau bahkan kelaparan masal yang merenggut banyak jiwa manusia. Banyak faktor penyebab lemahnya ketahanan pangan nasional yang berakhir pada ironi bangsa. Dengan SDA memadai serta luas lahan pertanian sebesar 107 juta hektar dari total luas daratan Indonesia sekitar 192 juta hektar, ternyata masih menyimpan cerita-cerita pilu.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (2002), tidak termasuk Maluku dan Papua, sekitar 43,19 juta hektar telah digunakan untuk lahan sawah, perkebunan, pekarangan, tambak dan lading, lebih kurang 2,4 juta hektar untuk padang rumput, sedangkan 8,9 juta hektar untuk tanaman kayu-kayuan, dan lahan yang tidak diusahakan seluas 10,3 juta hektar (Republika, 16/6/2006).

Faktor tersebut antara lain tidak berimbangnya produksi pangan dengan populasi penduduk. Aksioma Robert Malthus tentang deret ukur dan deret hitung agaknya dapat dirujuk di sini. Kendati tidak berlaku pada seluruh negara, tapi bagi negara berkembang yang sering dilanda kasus pangan, Malthus mendekati benar. Konon 10% anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum mereka berusia lima tahun. Kebanyakan dari kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat penderita tidak mendapatkan makanan yang cukup. Sering kali hal ini terjadi karena kemiskinan yang parah. Terancam kelaparan saat ini, diantaranya 4,35 juta tinggal di JawaBarat. Ancaman kelaparan ini akan semakin berat, dan jumlahnya akan bertambah banyak. Seiring dengan mereka yang terancam kelaparan adalah penduduk yang pengeluaran per kapita sebulannya di bawah Rp. 30.000,00.

Di antara orang-orang yang terancam kelaparan, sebanyak 272.198 penduduk Indonesia, berada dalam keadaan paling mengkhawatirkan.Dari jumlah itu, sebanyak 50.333 berasal dari JawaBarat, diantaranya 10.430 tinggal di KabupatenBandung dan 15.334 orang tinggal di Kabupaten Garut. Mereka yang digolongkan terancam kelaparan dengan keadaan paling mengkhawatirkan adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah Rp 15.000,00 per bulan sebanyak 14.108.
Keterkaitan teori Malthus dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan. Usaha dari banyak Indonesia untuk menyediakan pangan bagi penduduk adalah dengan giat melakukan pembangunan atau modernisasi pertanian.Usaha ini dilakukan baik melalui perluasan tanah pertanian yang ada(ekstensifikasi) maupun meningkatkan produksi per hektarnya (intensifikasi).

Indonesia tercatat baru pada tahun 1968-1969 sebagai peserta revolusi hijau dengan luas areal 198.000 hektar yang pada tahun 1972-1973 menjadi 1.521.000 hektar, meskipun sesungguhnya Indonesia telah memulainya sekitar tahun 1964-1965. Pada tahun 1973 produksi padi denganBimas telah mencapai 52 kuital per hektar dan dengan Inmas 40 kuintal per hektar. Adapun program transmigrasi setelah Indonesia merdeka dalam PolaUmum Pelita Ktiga (Lihat GBHN, TAP MPR No. II/MPR/1978) disebutkan antara lain: Program transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga kerja serta pembukaan dan

pengembangan daerah produksi dan pertanian baru dalam rangka pembangunan daerah khususnya di luar Jawa, yang dapat menjamin taraf hidup para transmigran, dan taraf hidup masyarakat sekitar.
Program Keluarga Berencana merupakan upaya pemerintah dalam mencegah dan mengatur kelahiran. Pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bergerak dalam penyebaran alat-alat dan pengetahuan kontrasepsi. Setiap desa dan kota Petugas Lapang KB siap membantu keluarga-keluarga yang ingin memasuki program KB.




Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi_Indonesia
http://animas.blog.fisip.uns.ac.id/2011/12/04/sedikit-berbicara-teori-kependudukan/