“My blog is a collection of answers people don’t want to hear to questions they didn’t ask.” -Sebastyne Young

Saturday, October 24, 2015

KEPEMIMPINAN


Latar Belakang Kepemimpinan serta arti penting dari Kepemimpinan


Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari beberapa hal saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara  berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradaban manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership itu sendiri merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

Arti pentingnya kepemimpinan dalam organisasi :

Sebuah organisasi pasti memiliki seorang pemimpin. Tanpa adanya pemimpin organisasi tidak dapat berjalan karena tidak ada yang memimpin dan mengarahkan organisasi tersebut.
dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, serta kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat kinerja staff dalam suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan yang sangat penting dan juga harus kritis dalam membantu kelompok, organisasi yang sedang dipimpinnya. Maka dari itu kepemimpinan di dalam sebuah organisasi sangatlah penting karena di dalam organisasi pasti terdiri dari beberapa orang yang bergabung untuk mencapai tujuan yang sama. Tetapi jika didalam organisasi tersebut tidak terdapat seseorang yang bisa memimpin dengan baik maka organisasi tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, malah bias saja organisasi tersebut berbanding terbalik dengan apa yang menjadi tujuan sebelumnya atau malah bubar karena tidak ada anggota yang bisa memimpin dan memberikan arahan serta menentukan pilihan yang terbaik untuk anggota yang lainnya. Seperti yang dilakukan para pemimpin yang telah skses dengan apa yang ia pimpin untuk sebuah organisasi yang ia jalankan bersama para anggotanya. Seorang pemimpin yang baik ialah pemimpin yang bisa makan pada 1 meja dengan para anggotanya dan tidak membedakan anggotanya berdasarkan status sosial dan bisa berteman baik dengan seluruh anggotanya serta dapat bertindak tegas untuk semua jenis pelanggaran hukum yang berlaku dimasyarakat.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN


Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:

1.Tipe Otokratis.

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
a.       Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi.
b.      Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c.        Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
d.       Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
e.        Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
f.       Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2.Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
a.       Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan.
b.      Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya.
c.       Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan.
d.       Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e.       Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f.       Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3.Tipe Paternalistis.

Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a.       menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa;
b.      bersikap terlalu melindungi (overly protective).
c.        jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
d.      jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif.
e.        jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan
f.       sering bersikap maha tahu.

4.Tipe Karismatik.

Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.

5.Tipe Demokratis.

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
b.      selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya.
c.       senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya.
d.      selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan.
e.       ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama.
f.       tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
g.      selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
h.      berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

6. Tipe Laisser Faire

Pemimpin bertipe ini hanyalah sebagai simbol. Ia tidak punya kemampuan teknis untuk memimpin. Pemimpin ini tidak bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif. Ia juga tidak bisa mengontrol kerja anak buahnya. Dia membiarkan orang yang dipimpinnya bekerja semau hatinya. Akibatnya pemimpin ini tidak mempunyai wibawa di mata anak buahnya.

7. Tipe Populistis

Tipe kepemimpinan seperti ini berusaha untuk menghindari pemaksaan maupun penindasan. Kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Kepemimpinan ini menuntut kemandirian dan tidak bergantung pada pihak luar. Dan akhirnya kepemimpinan tipe ini dapat membangun solidaritas yang erat antar anggota kelompok.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan


            a.      Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir terberi dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak terberi dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.

            b.      Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan moder saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.

      c. Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.

Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi


Implikasi Manajerial

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.

Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi

Organisasi yang berdiri di negara kita sendiri maupun di luar negeri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan, tanpa ada kepemimpinan dalam sebuah organisasi tentu saja organisasi tersebut tak akan berjalan dengan sesuai arah pandang dan tujuan dari organisasi itu sendiri. Oleh karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya manusia atau apapun di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sedemikian sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain diadakannya konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehingga dalam organisasi tersebut mempunyai konsep rapih, bersinergis, dan efektif serta memiliki jiwa atau nyawa.




















Sumber Referensi :
Wursanto,  Ig.  2000,
Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.
Rivai, Veithzal, (2004),
Sondang S. Piagan, Teori Pengembangan Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
 2010. "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online). (Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli, diakses 11 November 2011)Aynul. 2009. "Leadership: Definisi Pemimpin". (Online). (Http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses 11 November 2011)
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Robbins, Stephen P, (2006),
Organizational Behaviour (tenth edition).
New Jersey: Prentice Hall Inc. Alih bahasa: Molan,
 Mar’at, Pemimpin dan Kepemimpinan, Ghalia, Indonesia, Jakarta, 1985.

http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/hal-hal-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html

0 comments:

Post a Comment