“My blog is a collection of answers people don’t want to hear to questions they didn’t ask.” -Sebastyne Young

Wednesday, November 1, 2017

Strategi Pengujian Perangkat Lunak

Wednesday, November 01, 2017 Posted by Unknown No comments

Proses rekayasa perangkat lunak dapat juga dipandang sebagai sebuah bentuk spiral. Pada awalnya, rekayasa sistem menentukan peran perangkat lunak dan membawa kepada analis persyaratan di mana domain informasi, fungsi, tingkah laku dan kinerja validasi bagi perangkat lunak di bangun. Dengan bergerak dalam sepanjang spiral, kita akan sampai ke desain dan akhirnya ke pengkodean.

  • Unit testing dimulai pada pusaran spiral dan terpusat pada masing-masing satuan perangkat lunak pada saat diimplementasikan di dalam kode sumber.
  • Pengujian berjalan dengan bergerak keluar sepanjang spiral ke integration testing di mana fokusnya adalah desain dan konstruksi arsitektur perangkat lunak.
  • Dengan mengambil urutan keluar lainnya di dalam spiral, akan sampai ke validation testingdi mana persyaratan yang dibangun sebagai bagian dari analisis persyaratan perangkat lunak di validasi terhadap perangkat lunak yang telah dikonstruksi.
  • Akhirnya sampai pada system tesing di mana perangkat lunak dan elemen sistem yang lain diuji secara keseluruhan.

Dengan mempertimbangkan proses dari titik pandang prosedural, pengujian di dalam konteks rekayasa perangkat lunak secara aktual merupakan 4 (empat) langkah yang diimplementasi secara berurutan.
  1. Pada awalnya, pengujian berfokus pada setiap modul secara individual, dengan memastikan bahwa modul berfungsi secara tepat sebagai suatu unit, karena itu dinamakan unit testing. Menggunakan metoda pengujian white-box. Selanjutnya modul diintegrasikan untuk membentuk paket perangkat lunak yang lengkap.
  2. Integration testing menekankan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah-masalah verifikasi dan konstruksi program. Mengunakan teknik pengujian black-box.
  3. Validation testing memberikan jaminan akhir di mana perangkat lunak harus memenuhi semua persyaratan fungsional, tingkah laku dan kinerja. Teknik pengujian black-box digunakan secara eksklusif selama validasi. Perangkat lunak, sekali divalidasi, harus dikombinasikan dengan elemen sistem yang lain (hardware, manusia, database).
  4. Pengujian sistem membuktikan bahwa semua elemen sistem saling bertautan dengan tepat dan keseluruhan fungsi/kinerja sistem dapat dicapai.

FAKTOR-FAKTOR PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

Wednesday, November 01, 2017 Posted by Unknown No comments
Terdapat 15 faktor didalam pengujian, akan tetapi tidak semua faktor yang mungkin digunakan, hal ini bergantung pada sistem yang akan diuji. Adapun faktor – faktor pengujian perangkat lunak pada testing dan implementasi diantaranya sebagai berikut :

1.      Reability
Menekankan bahwa aplikasi akan dilaksanakan dalam fungsi sesuai yang diminta dalam periode waktu tertentu.
Faktor yang diuji :
a.    Menentukan toleransi.
b.   Desain control dan integritas data.
c.    Implementasi control dan integritas data.
d.   Pengujian regresi, pengujian manual dan pengujian fungsional.
e.    Verifikasi dan ketetapan dan kelengkapan instalasi.
f.    Update ketepatan kebutuhan.

2.      Authorization
Menjamin data di proses sesuai dengan kebutuhan manajemen. Authorisasi menyangkut proses transaksi secara umum yaitu otoritas bisnis dan secara khusus otoritas pelaksanaan tindakan khusus.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi aturan otorisasi.
b.   Desain aturan otorisasi.
c.    Implementasi aturan otorisasi.
d.   Pengujian kesesuain.
e.    Mencegah perubahan data selama instalasi.
f.    Menjaga aturan otorisasi.

3.      File Integrity
Menekankan pada data yang dimasukkan melalui aplikasi agar tidak dapat diubah serta prosedur yang akan memastikan bahwa file yang digunakan benar dan data dalam file tersebut akan disimpan sequensial dan benar.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi kebutuhan integritas file.
b.   Desain control dan integritas file.
c.    Implementasi control dan integritas file.
d.   Pengujian fungsional.
e.    Verifikasi integritas dari produksi file.
f.    Menjaga integritas file.

4.      Audit Trail
Menekankan pada kemampuan untuk mendukung proses yang terjadi. Pemrosesan data secara keseluruhan berdasarkan retensi/jumlah dari kejadian yang cukup mendukung keakuratan, kelengkapan, batasan waktu dan otorisasi data.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi kebutuhan rekontruksi.
b.   Desain audit trail
c.    Implementasi audit trail
d.   Pengujian fungsional.
e.    Menyimpan audit trail selama instalasi.
f.    Update audit trail.





5.      Continuity of processing
Menekankan kemampuan untuk meneruskan proses, ketika terjadi suatu permasalahan dengan menetapkan prosedur yang diperlukan dan back-up informasi untuk melindungi operasi mungkin hilang karena masalah tersebut.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi akibat dari kegagalan.
b.   Desain contingency plan.
c.    Menyusun contingency plan dan prosedurnya.
d.   Pengujian pemulihan.
e.    Memastikan integritas dari pengujian sebelumnya.
f.    Update contingency plan.

6.      Service Level
Menekankan bahwa hasil yang diinginkan didapat dalam waktu yang diinginkan oleh  user. Untuk mencapai keinginan tersebut, harus dilakukan penyesuaian antara keinginan user dengan sumber daya yang ada.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi tingkat layanan yang diinginkan.
b.   Desain metode untuk mencapai tingkat layanan.
c.    Desain sistem untuk mencapai tingkat layanan.
d.   Pengujian beban lebih.
e.    Implementasi rencana pencegahan kegagalan instalasi.
f.    Menjaga tingkat layanan.

7.      Access control
Menekankan sumberdaya sistem harus dilindungi dari kemungkinan modifikasi, pengrusakan, penyalahgunaan dan prosedur keamanan harus dijalankan secara penuh untuk menjamin integritas data dan program aplikasi.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi hak akses.
b.   Desain Prosedur akses.
c.    Implementasi prosedur keamanan.
d.   Pengujian kesesuaian.
e.    Kontrol akses selama instalasi.
f.    Menjaga keamanan.

8.      Metodology
Menekankan bahwa aplikasi dirancang sesuai dengan strategi organisasi, kebijaksanaan, prosedur dan standar.
Faktor yang diuji :
a.    Penyesuaian kebutuhan dengan metodology.
b.   Penyesuaian desain dengan metodology.
c.    Penyesuaian program dengan metodology.
d.   Penyesuaian pengujian dengan metodology.
e.    Penyesuaian integrasi dengan metodology.
f.    Penyesuaian perawatan dengan metodology.

9.      Correctness
Menjamin pada data dmasukkan, proses dan output yang dihasilkan dari aplikasi harus akurat dan lengkap.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi spesifikasi fungsional.
b.   Penyesuaian desain dengan requitment.
c.    Penyesuain program dengan desain.
d.   Pengujian fungsional.
e.    Ketepatan penempatan program dan data pada produksi.
f.    Update kebutuhan.

10.   Ease of use
Menekankan perluasan usaha yang diminta untuk belajar, mengoperasikan dan menyiapkan inputan dan menginterprestasikan output dari sistem.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi spesifikasi kegunaan.
b.   Desain penggunaan fasilitas.
c.    Penyesuaian program dengan desain.
d.   Pengujian dukungan panduan.
e.    Penyebaran kegunaan instruksi.
f.    Menjaga kemudahan penggunaan.

11.   Maintainable
Usaha yang diminta untuk mengalokasi dan memperbaiki suatu eror dalam pengoperasian sistem.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi spesifikasi kegunaan.
b.   Desain dapat dirawat.
c.    Program dapat dirawat.
d.   Inspeksi.
e.    Kelengkapan dokumentasi.
f.    Menjaga kerawatan.

12.   Portable
Usaha yang diminta untuk mengirimkan program dari satu konfigurasi hardware dan atau lingkungan sistem software ke lingkungan yang lain.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi kebutuhan protabilitas.
b.   Desain protabilitas.
c.    Penyesuaian program dengan esain.
d.   Disaster testing.
e.    Kelengkapan dokumentasi.
f.    Menjaga protabilitas.

13.   Coupling
Usaha yang diminta untuk menghubungkan komponen di dalam sistem aplikasi dan dengan sistem aplikasi yang lain dalam lingkungan pemrosesan.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi antar muka system.
b.   Kelengkapan desain antarmuka.
c.    Penyesuaian program dengan desain.
d.   Pengujian fungsional dan regresi.
e.    Koordinasi antarmuka.
f.    Memastikan antarmuka yang benar.

14.   Performance
Jumlah perhitungan sumberdaya dan kode yang diminta sistem untuk melakukan fungsinya, termasuk ke dalamnya kerja maual dan otomatis.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi kriteria performance.
b.   Kriteria pencapaian desain.
c.    Kriteria pencapaian program.
d.   Pengujian kesesuaian.
e.    Mengawasi performa instalasi.
f.    Menjaga tingkat performance.

15.   Ease of operations
Sejumlah usaha yang diminta untuk mengintegrasikan sistem ke dalam lingkungan operasi dan lingkungan sistem aplikasi, berupa prosedur manual dan otomatisasi.
Faktor yang diuji :
a.    Identifikasi kebutuhan operasional.
b.   Mengkomunikasikan kebutuhan pada operasi.
c.    Mengembangkan prosedur operasi.

d.   Pengujian operasi.